Langsung ke konten utama

Penetapan Tersangka Pembebasan Lahan SMU Unggulan Dinilai AMAK Mengecewakan

www.Detik Kepri.com NATUNA – Pengumuman penetapan status tersangka terhadap Daeng Rusnadi atas dugaan korupsi pembebasan lahan SMU Unggulan tahun 2007 lalu dinilai Aliansi Masyarakat Anti Korupsi (AMAK) Kabupaten Natuna mengecewakan. Pasalnya, pihak Kejaksaan Negeri Ranai, Natuna baru menetapkan seorang tersangka.



“Kita kecewa karena pengumuman ini tidak sesuai dengan statemen Kejari sebelumnya yang menyatakan akan menahan 2 orang tersangka dalam kasus ini,” kata ketua AMAK, Wan Sofyan yang menghubungi detikkepri.com.


Dijelaskan, pada berapa bulan sebelumnhya, pihak Kejaksaan Ranai telah menyatakan bahwa dari bukti-bukti yang ada, Kejari Ranai sudah melakukan pengumpulan bahan dan keterangan (Pulbaket) dan akan menaikkan statusnya ke tingkat penyelidikan dan penyidikan. Selanjutnya, ada pernyataan pihak Kejaksaan yang memastikan akan menetapkan 2 orang tersangka pada bulan Januari 2010 ini dan akan melakukan penahanan.


“Yang pasti dalam bulan Januari ini, ada dua orang yang akan kita tahan. Keduanya kami anggap paling bertanggung jawab. Perkaranya, pasti akan saya naikkan ke meja hijau. Mengenai nama calon tersangka, masih kita rahasiakan. Sabar ya,” ungkap Wan menirukan statemen Kajari yang diekspose sejumlah media masaa berapa bulan lalu.


Wan mengaku curiga atas ketidak-konsistenan dari statemen pihak Kejaksaan tersebut. Apalagi dengan pengumuman status tersangka hanya terhadap satu orang saja yakni bupati Natuna non aktif, Daeng Rusnadi.

Untuk diketahui, sejak November 2009 lalu, pihak Kejaksaan Negeri Ranai, Natuna telah melaksanakan Pulbaket atas beberapa kasus ganti rugi di Pemkab Natuna. Diantaranya kasus ganti rugi lahan asrama mahasiswa Natuna di Jogyakarta yang menelan dana sebesar Rp.9 Miliar lebih.


Selain itu, kasus ganti rugi lahan SMU Ungulan senilai Rp.5,9 Miliar dan lahan dan pembangunan gedung Perpustakaan Daerah Natuna yang berada satu lokasi dengan lahan SMU unggulan Natuna.


Untuk pembangunan gedung Perpustakaan Daerah Natuna, yang terletak di Jl.Sihotang, Natuna, hingga saat ini belum rampung dikerjakan. Padahal pembangunannya telah memasuki tahun ketiga sejak proyek tersebut dilelang tahun 2007 lalu. Gedung ini dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 2.600 M2. Riky Rinovsky

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malu Ah Sama Monyet!

Oleh: Erika Untung Ada hal menarik yang saya lihat ketika sedang menghabiskan akhir minggu bersama dengan papa, mama, oma, dan 2 adik saya. Dalam sebuah perjalanan di daerah Kelapa Gading, saya melihat hal yang cukup menggelikan ketika sedang terjebak kondisi jalanan yang macet. Di pinggir jalan ada 1 ekor monyet beserta dengan sang majikannya. Ketika mobil yang saya tumpangi secara perlahan maju ke depan menjauhi monyet tersebut, perhatian saya secara tidak sengaja tetap tertuju pada si monyet tersebut. Sang pengendara mobil di belakang saya menjulurkan tangannya untuk memberikan selembar uang seribuan kepada monyet tersebut. Apa yang terjadi? Monyet tersebut menerima uang lembaran tersebut. Kemudian melipatnya … dan menciumnya, serta menunduk berterimakasih kepada sang pemberi uang tersebut.. Whew! Sungguh hampir sama dengan manusia bermental pengemis yang semakin banyak saja di negeri ini! Kemudian sang monyet tersebut memberikan uang tersebut kepada majikannya yang hanya ce...

Logo Daerah Kabupaten Anambas Diresmikan

ANAMBAS - Setelah melalui pematangan dari hasil pencarian karakter marwah negeri Kepulauan Anambas untuk symbol daerah, Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Tentang Logo dan Motto Kabupaten Kepulauan Anambas, akhirnya diresmikan pada Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Kepulauan Anambas, 24 Juni 2010. Peresmian ini menjadi lebih istimewa karena bertepatan dengan hari terbentuknya Kabupaten Anambas. Pejabat Bupati Anambas, Yusrizal mengaku lega dan senang dengan telah disahkannya lambang daerah ini. “Ini merupakan salah satu barometer daerah pemekaran yang baru seumur jagung dan dengan harapan Anambas bisa menciptakan daerah yang maju dan berkembang disegala sektor,” ujar Yusrizal. Menurutnya, logo daerah hendaknya bukan sekedar penghias sebuah struktur kepemerintahan tapi merupakan sebuah atribut yang terus akan dipertahankan dan diperjuangkan. Karena itu, atas nama pemerintah daerah ia menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsih sehingga produk logo...