Langsung ke konten utama

Kinerja Perusda Diragukan







NATUNA – Sejumlah kalangan khususnya masyarakat yang berada di Kecamatan Bunguran Utara, Kabupaten Natuna, meragukan kinerja Perusahaan Daerah (Perusda) milik Pemkab Natuna. Pasalnya, belum ada tindak lanjut program pengembangan unggulan seperti pengolahan kelapa terpadu dan pengolahan ikan yang dikerjakan Perusda melalui Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Natuna, tahun 2007 silam.



“Padahal untuk mendukung program tersebut telah dikucurkan dana sebesar Rp.7 Miliar,” ungkap Kepala Desa Kelarik Air, Mali Nirwan, SE, menjawab detikkepri.com.

Menurutnya, warga desa yang terkait dengan program tersebut berharap agar Perusda kembali melanjutkan program yang telah direncanakan. Apalagi, warga desa telah mempersiapkan diri dan begitu semangat dapat mengembangkan usaha yang sempat berjalan beberapa bulan pada tahun 2007 silam.

Dikatakan, pihak Peruda dan ICMI berencana mengembangkan program CPO dengan minyak kelapa termasuk penangkapan ikan. Untuk ikan sendiri, akan dilakukan bertahap yakni penjuala ikan segar atau pengolahan ikan.

Mali mengungkapkan, dalam perjalanannya program sudah sempat berjalan. Warga telah mempersiapkan orang-orang sesuai dengan kelompok usahanya. Seperti misalnya, kelompok kelapa, kelompok ikan. Mereka juga telah mendapatkan pelatihan khususnya pengembangan kelapa untuk menghasilkan beberapa produk turunannya.

“Ceritanya kelapa itu semuanya bisa diolah dan tidak ada yang terbuang. Mulai dari sabut sampai tempurungnya. Tetapi setelah berjalan ternyata tidak berjalan. Apa masalahnya sekarang, kita belum tahu,” ungkap Nirwan di kediamannya.

Ia menilai, kendala usaha yang mendapat suport dana dari Pemkab Natuna melalui Perusda itu, adalah pada tenaga pemasaran yang masih belum dapat bekerja dengan baik. Begitu juga belum adanya kerjasama yang dapat mengacu pada satu arah untuk mencapai tujuan, sehingga apa yang selama ini diusahakan, menjadi terbengkalai.

Sebagai gambaran, akunya, saat pihak yang membutuhkan sudah siap, justru pihak pengelola yang memproduksinya yang belum siap. Hal ini mungkin terkait dengan kondisi di lapangannya yang belum bersinergi.

“Untuk trip pertama saja kebanyakan dari desa saya. Karena saya adalah motivatornya. Sedang desa lain masih lihat-lihat dulu. Kalau desa kita maju, baru yang lainya ikut. Degan kondisi yang sendat-sendat seperti ini tentu susah untuk kembali mengajak masyarakat kembali berproduksi sehingga harus mulai seperti awal berdiri,” ceritanya

Terbengkalainya program yang dapat menyerap banyak tenaga kerja khususnya masyarakat Bunguran Utara itu, juga dikarenakan perencanaan awal yang dibuat pihak pengelola belum tepat sasaran. Alhasil program hanya dapat dilakukan dipertengahan jalan saja sementara masyarakat yang sudah mendapat pelatihan serta bimbingan mengenai apa yang dikelola Perusda, terlihat sudah siap bekerja.

Semenjak terkendalanya program tersebut, ujarnya, banyak masyarakat yang kehilangan kepercayaan terhadap upaya yang selama ini dilakukan Perusda. Apalagi, sampai saat ini, Perusda masih belum memberikan tanda-tanda untuk melanjutkan program tersebut. Alasan yang disampaikan masih menunggu pemasokan sejumlah peralatan seperti mesin pengolah kelapa terpadu.

Camat Bunguran Utara, Kabupaten Natuna, Sabki Muhammad mengaku sudah melaporkan permasalahan yang terjadi ke Bupati Natuna, Drs.H.Raja Amirullah, Apt saat melakukan Kunjungan Keja (Kunker) dalam rangka peninjauan program rumput laut beberapa waktu lalu.

“Saya sudah laporkan bahwa disini ada pabrik kelapa dan tidak berjalan. Beliau mengataka akan melihat situasi kedepannya nanti. Namun sampai saat ini belum ada kelanjutannya,” katanya.

Dia juga menilai bahwa program yang dilaksanakan Peruda tersebut, tidak berjalan sebagai mestinya. Sebagai contoh, dalam hal pembelian bahan baku, pihak pengelola memperoleh kelapa dengan membeli seharga Rp.500 per biji. Kelapa kemudian dikeringkan untuk selanjutnya disuling.

“Inikan mubazir karena biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar. Padahal bisa saja pengelola membeli dalam bentuk kopra dari masyarakat,” pungkasnya. (Riky R)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

nama tercantum Anggota Forum Wartawan Migas Provinsi Kepri

1. Riky rinosky dari Fokus Detik Media 2. Cipi cikandina dari Batam Pos Biro Natuna 3. Rumbadi Dalle dari Majalah TEMPO 4. Andri Dalle dari www.Terkini.com 5. Moel Ahyar Dari Majalah Energyndo 6. Imanuael England dari Batam TV (Natuna) 7. Martua dari Tanjung Pinang Pos 8. Afuadris dari RCTI (Natuna) 9 Novrizal dari ANTV (batam) 10.Safrizal S Dari Kepri time 11.jaliah Winarti Dari RRI (Natuna) 12.Purboyo Dari Natuna To Day 13.Ramyulis Piliang Dari Natuna Pos 14.Asril masbah Dari Anambas POs 15.Nasrul arsyad Dari Koran Peduli 16.Hengki Mohari Dari ANTARA 17.Ari Armando Dari Batam Pos(Anambas) 18.Fuad Dari Pos Metro 19.hadi Maulana Dari Tribun Batam 20.Heriandres Dari Koran Peduli 21.Edward Dari Media Rakyat berdasarkan hasil Pertemuan 19 s/d 22. 7.2010 di Hotel Nirwana gardes lagoi "Acara Media Gatering BP migas" NB:keanggotaan baru jurnalis dapat mendaftar di skretariat Forum Mig

BAKTI KEMENKUMHAM TERHADAP MASYARAKAT TERDAMPAK PANDEMI DI LINGGA

SD 011 Trans II Natuna Butuh Perhatian !

NATUNA – SD 011 Trans II Desa Gunung Puteri Kecamatan Bunguan Barat, Kabupaten Natuna, butuh perhatian pemerintah. Keberadaan SD yang berada di daerah pelosok itu, terkendala pada penerangan karena masih menggunkan mesin Genset yang dikuatirkan dapat merusak peralatan elektronik yang dimiliki sekolah.   Kepala Sekolah (Kepsek) SD 011 Trans II Desa Gunung Putri Kecamatan Bunguran Barat Kabupaten Natuna, Kairul Alam, S.Pd mengatakan dengan kendala itu, agak sulit bagi para guru untuk menjalankan tugas sekolah.   “Saat ini kita hanya menggunakan genset. Banyak komputer yang rusak karena arus listriknya nggak kuat. Dan untuk memutar kaset saat senam pagi saja susah karena mesin nggak kuat. Inilah yang membuat aktifitas sekolah menjadi terhambat, ” jelas Kairul.   Dikatakan, dalam upaya meningkatkan kualitas mutu pendidikan di sekolah yang dipimpinnya, ia melalui tenaga pengajar sudah berulang kali menyampaikan kepada para siswa. Termasuk mengadakan pelajaran tambahan di