NATUNA – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelautan Kabupaten Natuna menuju sekolah Rintisan Sekolah Berstandard Internasional (RSBI). Untuk mencapai status itu dibutuhkan waktu sekitar 4 tahun.
Kepala Sekolah SMK Kelautan Kabupaten Natuna, Drs.Hamid Asnan, mengatakan pencapaian sekolah RSBI itu akan dimulai tahun 2010 ini dengan ditandai pengucuran dana Rp.5 Miliar dengan dua tahap pencairan. Dana tersebut merupakan dana sharing dengan pembagian 50 persen dari Pemerintah Pusat, 30 persen dari Pemerintah Provinsi dan 20 persen dari Pemerintah Kabupaten Natuna.
”Pencapaian RSBI merupakan proyek prestisius karena dibiayai Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dari total dana yang dibutuhkan,” terang Hamid di ruangannya, Selasa (10/2).
Selama masa rintisan tersebut, katanya, pihak SMK Kelautan akan menerapkan penerimaan siswa baru dengan seleksi yang ketat sebagai bibit unggul dari masing sekolah asal. Sedangkan jumlah siswanya akan dibatasi antara 24 - 30 orang siswa per kelasnya.
Selain itu, tambah Hamid, untuk kegiatan belajar mengajar akan menggunakan bilingual yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
“Tahun pertama, penerapan bahasa pengantar 25 persen bahasa Inggris dan 75 persen bahasa Indonesia. Tahun kedua bahasa pengantarnya masing masing 50 persen dan tahun ketiga bahasa pengantarnya 75 persen bahasa Inggris dan 25 persen bahasa Indonesia,” ungkap Hamid.
Hamid menambahkan, sebagai bibit unggul para siswa nantinya akan diprioritaskan belajar eksakta serta teknologi informasi dan komunikasi atau Information and Communication Technology (ICT). Untuk itu, dikelas siswa akan difasilitasi komputer dengan sambungan jaringan internet.
Diungkapkan, untuk glombang pertama penyaringgan siswa yang mendaftar ke SMK Kelautan ada 40 siswa. Masing masing siswa telah melengkapi segala test tertulis maupun persaratan lainya. Sedang untuk penerimaan gelombang kedua dilangsungkan 10–25 Juni ini hingga mencapai 70 siswa baru.
Kata Hamid, terkait dengan standard penerimaan, siswa harus memiliki nilai rata rata minimil 7,0 pada rapor. Nilai ini turun dari tahun sebelumnya yang mematok nilai rata rata 7,5 di rapor pada semester 1-5, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA.
Hamid juga menjelaskan bahwa program sekolah bertaraf SBI ini merupakan gagasan kerjasama Departemen Pertahanan Nasional dan perpaduan dari Departemen Pendidikan Nasional.
“Ini diperuntukan bagi sekolah daerah perbatasan. Empat sekolah yang memenuhi persyaratan dari program tersebut adalah Sekolah Kelautan di Sulawesi, Nunukan, Sambas, Etikong dan Natuna,” tambahnya.
Hamid berharap Pemkab Natuna dapat memikirkan kelanjutan RSBI yang disambut SMKN dengan memenuhi standar pengajar Guru sesuai ketentuan RSBI yakni dari S1 ke S2.www.Detikkepri.com Riky Rinovsky
Komentar